KUTTAB

KUTTAB
Prof. Dr. Abdurrahman An-Naqib
dikutip dan diterjemahkan dari al-mausu`ah al-islamiyyah al-`ammah

Kuttab adalah tempat dimana putra-putra Muslim mendapatkan pendidikan pertamanya. Kuttab bisa bertempat di dalam masjid, memiliki bangunan tersendiri ataupun berupa bangunan-bangunan tambahan di sekitar masjid. Fakta-fakta sejarah menunjukkan kaum Muslimin telah mengenal kuttab sejak masa Rasulullah SAW. Ibn Hazm menyebutkan Rasulullah SAW tidak meninggal dunia, kecuali Islam telah menyebar dan menguasai seluruh Jazirah Arab. Mereka semua telah menerima Islam dan membangun masjid-masjid. Tak ada satu pun kota, desa atau perkampungan Arab, kecuali al-Qur’an telah dibaca pada saat-saat shalat di sana; anak-anak, pria dan wanita telah mempelajarinya.

Memang masih memerlukan bukti yang lebih banyak untuk menunjukkan keberadaan kuttab sebagai tempat pembelajaran al-Qur’an, membaca dan menulis pada masa Rasulullah SAW. Namun yang tak diragukan lagi, kaum Muslimin telah mengenal kuttab pada masa Umar bin Khaththab. Ibnu Hazm menyebutkan, “Abu Bakr meninggal dan Umar menggantikannya. Seluruh negeri Persia lalu dibuka, juga negeri Syam, Jazirah, dan seluruh Mesir. Tidak ada negeri yang tersisa di Timur maupun Barat kecuali di dalamnya telah dibangun masjid-masjid, al-Qur’an telah disalin, dan para imam membacakan al-Qur’an serta mengajarkannya kepada anak-anak di kuttab-kuttab.”

Saat Islam mendorong untuk menuntut ilmu dan menjadikannya sebagai kewajiban bagi setiap Muslim, kaum Muslim pun berbondong-bondong menuntut ilmu. Islam juga mewajibkan para orang tua untuk mengajarkan ilmu kepada anak-anaknya jika mereka mampu, namun jika mereka tak mampu maka tersedia buku-buku biografi penuh dengan nama-nama pengajar yang mengajar anak-anak dengan gratis. Ada juga anak-anak yang menuntut ilmu dengan biaya dari wakaf yang diberikan oleh orang-orang dermawan kepada para penuntut ilmu. Banyak juga anak yang menuntut ilmu dengan biaya dari rekan, kerabat atau tetangga karena rasa sepenanggungan yang kental di dalam masyarakat Muslim kepada sesamanya. Selain itu, terdapat kuttab-kuttab untuk anak-anak yatim dan para fakir terutama untuk pengasuhan mereka; santunan diberikan dalam rupa uang dan barang kepada mereka dan para pendidiknya. Para pemimpin negeri dan juga yang lainnya turut membangun kuttab-kuttab tersebut untuk kaum fakir dan untuk mereka yang tidak mampu.

Sepanjang sejarah Islam, dimanapun Islam berada, disitu kuttab-kuttab tersebar menjadi tempat mengajarkan dasar-dasar Islam mulai dari al-Qur’an, Sunnah, Sirah, Fiqih, Bahasa, dan berhitung kepada anak-anak. Kuttab-kuttab ini menjadi pemersatu wawasan umat dan penjaga bahasa al-Qur’an. Disini cukup kami sebutkan kutipan salah seorang peneliti yang menyatakan bahwa hingga dalam kondisinya yang paling lemah dan paling lesu sekalipun pada abad ke 18, negara-negara Islam seperti Mesir tidak memiliki satu desa pun yang tidak memiliki lembaga pendidikan di desa tersebut, minimal kuttab untuk mengajar anak-anak.

Begitulah, dan bahkan beberapa kuttab masih kokoh berdiri hingga hari ini di dunia Islam meskipun sekolah-sekolah dasar ala Eropa menyaingi mereka habis-habisan. Kalau negara-negara Islam tersebut memiliki itikad baik niscaya akan mempertahankan kuttab, mengembangkannya dan memperbaruinya, serta menjadikannya sebagai lembaga pengajaran dasar di seluruh penjuru negeri Islam.

***

Tinggalkan komentar